Bukit Telunjuk Lahat, Sumatera, Indonesia
Dinamakan Bukit Telunjuk, karena bentuk gunung
tersebut menyerupai jari yang menunjuk kearah langit. itulah keunikan dari
bukit tersebut, selain itu, disekitar bukit mengalir air sungai yang sangat
jernih sehingga menambah keindahan alam disekitar bukit.
Bukit Serelo terletak sekitar 20 km dari kota Lahat. Penduduk
setempat menyebutnya Bukit Tunjuk (sebagian gunung Jempol..padahal cuma bukit
sih aneh juga), karena bentuk puncaknya yang mirip telunjuk yang mencuat ke
langit.
Jika Anda bepergian dari Muara Enim, menjelang 20 km memasuki kota
Lahat, bukit itu terlihat jelas di sebelah kiri. Dibawahnya terdapat sebuah
kompleks untuk menjinakkan, melatih dan mendidik gajah. Sekitar 40 ekor sudah
dijinakkan di tempat ini, namun baru sebagian yang dapat diandalkan untuk para
pengunjung. Anda dapat juga membuat foto dengan gajah-gajah itu. Tinggal
berikan tip sebesar Rp. 5.000,- kepada pawang dan anda dapat berpose sepuasnya.
Tidak menjadi soal apakah anda akan memotret untuk 1 roll film atau slide.
Tetapi jangan lupa memberikan hadiah kepada gajah-gajah itu, berupa gula-gula,
kacang dan sebagainya.
Dibeberapa tempat dibawah bukit terdapat beberapa tempat untuk
berkemah atau rekreasi. Para pramuka dan anak-anak muda acapkali mengunjungi
tempat-tempat itu. Sebuah sungai kecil dengan air yang jernih dan belum
tercemar, dapat menyegarkan anda.
Bukit Serelo terletak sekitar 20 km dari kota Lahat. Penduduk
setempat menyebutnya Bukit Tunjuk (sebagian gunung Jempol..padahal cuma bukit
sih aneh juga), karena bentuk puncaknya yang mirip telunjuk yang mencuat ke
langit.
Jika Anda bepergian dari Muara Enim, menjelang 20 km memasuki kota
Lahat, bukit itu terlihat jelas di sebelah kiri. Dibawahnya terdapat sebuah
kompleks untuk menjinakkan, melatih dan mendidik gajah. Sekitar 40 ekor sudah
dijinakkan di tempat ini, namun baru sebagian yang dapat diandalkan untuk para
pengunjung. Anda dapat juga membuat foto dengan gajah-gajah itu. Tinggal
berikan tip sebesar Rp. 5.000,- kepada pawang dan anda dapat berpose sepuasnya.
Tidak menjadi soal apakah anda akan memotret untuk 1 roll film atau slide.
Tetapi jangan lupa memberikan hadiah kepada gajah-gajah itu, berupa gula-gula,
kacang dan sebagainya.
Dibeberapa tempat dibawah bukit terdapat beberapa tempat untuk
berkemah atau rekreasi. Para pramuka dan anak-anak muda acapkali mengunjungi
tempat-tempat itu. Sebuah sungai kecil dengan air yang jernih dan belum
tercemar, dapat menyegarkan anda.
Pagar alam sudah terkenal dengan tanaman padi dan
tanaman yang lain nya dan gengan air di sawah.
Disini kami makan siang. Sejauh mata memandang, hijau dan ada itik yang mencari makan di lumpur.
Disini kami makan siang. Sejauh mata memandang, hijau dan ada itik yang mencari makan di lumpur.
Sebelum memasuki kawasan ini, kita akan
melihat gunung telunjuk yang telah melihat kedatangan kita dari kejauhan. Untuk
mengambil ganbar ini cukup sulit saat itu karna harus menyebrangi jalan agar
hasil nya bagus dan gunungnya kelihatan. Tapi klo dari rumah uyut ku itu sulit
untuk mengambil nya sedikit buram kadang ga jelas.
MITOS : ini boleh dibilang aneh tapi nyata
ntah kenapa jarang sekali atau sulit sekali mengambil foto gunung telunjuk atau
sering orang lahat bilang gunung jempol mistis nya sekira nya sudah di foto
atau sudah pas posisi foto nya kadang suka tidak ada gambar nya di layar
handphone atau kamera. Ya boleh percaya boleh ga nama nya juga mitos.
Ada orang yang menamai gunung ini dengan sebutan gunung telunjuk, tapi lebih banyakan yang menyebutnya gunung jempol. Dah, nggak usah dipermasalahkan, yang penting keduanya adalah nama-nama jari.
Memasuki kawasan ini tidaklah mudah. Kita harus melewati
jurang-jurang di kanan dan kiri jalan. Semakin ke atas, tikungan semakin tajam.
Ada beberapa tikungan yang kelokannya 90 derajat. Subhanallah, serasa melewati
tikungan kematian walau kita tidak tahu kematian itu kapan datangnya. Kita
harus hati-hati melewatinya karena yang kita lewati adalah lereng-lereng gunung
yang curam. Seringkali mobil yang kita tumpangi berpapasan dengan mobil orang
lain, yang hendak menuju Pagar Alam. Ada sensasi mengejutkan dan menakutkan.
Disanalah bayang-bayang kematian seolah menari di depan mata, namun Allah ingin
memperlihatkan kuasanya dalam keindahan Pagar Alam.
Pagar Alam, kabupaten di Sumatera Selatan yang terkenal dengan
alamnya yang indah dan ciri khas dingin cuacanya. Ketika kami mulai memasuki
daerah ini, kami sudah disambut dengan udara dingin yang sejuk. Cuaca di Bandung
hampir sama Dinginnya udara disana. Sayangnya, air di di bandung kalah dingin
dengan air di Pagar Alam. Bedanya, di Pagar Alam bannyak sekali pohon-pohon
yang begitu indah dan asri.
Sedikit cerita rakayat yang saya tau dari nene saya adalah konon dulu Pada
suatu hari, disebuah desa tinggallah seorang ibu dan anak. Ibu dan anak itu
hidup dengan miskin. Anak itu suka melawan orang tua, dan anak itu juga setiap
hari hanya ingin memakan ikan. Ibunya pun setiap hari juga pergi ke sungai
untuk memancing ikan.
Tapi, lama-kelamaan
ikan di sungai itu habis, karena setiap hari selalu ditangkap. Ibunya itu pun
berkata pada anaknya “anakku, ikan di sungai telah habis. Bagaimana bila kamu
tidak usah makan ikan lagi?”. Anak itu pun menjawab “ibu, aku tidak mau makan
kalau bukan selain ikan!”.
Ibunya pun bingung,
dengan tingkah anakanya itu yang hanya mau memakan ikan. Karena bingung ibu itu
masuk ke dalam hutan. Dan berkata lah ibu itu di dalam hutan “ya Tuhan, mengapa
anakku tidak makan yang lain selain ikan? Sedangkan ikan di sungai itu telah
hampir habis. Seandainya aku bisa jadi gunung telunjuk, aku ingin supaya anak
ku melihat ku sebagai sebuah gunung” dengan sedih.
Permohonan ibu itu
terkabul. Saat itu juga ibu itu menjadi sebuah gunung, dan bentuk gunung itu
pun seperti jari telunjuk. Di rumah anak itu pun mencari ibunya kemana-mana,
hingga akhirnya dia masuk ke dalam hutan. Dia menemukan sebuah gunung yang
berbentuk telunjuk, dan telunjuk itu mengarah kepada anak itu.
Anaknya itu pun
akhinya sadar bahwa gunung itu adalah ibunya. Karena ada gunung itu ada benda
milik ibunya. Anak itu hanya bisa menangis dan berteriak “ibu.. kenapa ibu
menjadi sebuah gunung” sambil membenturkan kepala nya ke pohon. Akhirnya anak
itu pun mati dan ibunya tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena telah menjadi
gunung telunjuk.